Menyakiti dan menyakiti, aku terbiasa dengan rasa sakit,
merangkak di tanah yang gelap, aku berteriak pada langit yang mendalam
(Rantai ... jiwamu yang bernoda) suara terkubur ini
(Kesedihan ... Dendam ... jiwamu yang bernoda) itu sampai kapada mu
(Aku tidak akan diabaikan,) pintu yang tertutup reruntuhan, terlupakan dalam waktu
tenggelamnya dunia berakhir sebagai gurun
(Rantai ... jiwamu yang bernoda,) Bahkan jika aku membuka mata yang buta
(Kesedihan ... Dendam ... jiwamu yang bernoda,) dan cobalah untuk menatap pemandangan
(Keputusasaan) membawa saya berlutut dan tidak ada tangan menjangkau keselamatan di tengah perasaan kosong ini
Bahkan jika keberadaan ku menghilang itu tidak akan mencapai hati mu,
Di masa lalu yang memancarkan panas yang berkelap-kelip kabut
Aku mencari pecahanku "keinginan untuk hidup" meski aku tersesat di suatu tempat
(Rantai ... jiwamu yang bernoda,) ke dalam puing-puing mimpi
(Kesedihan ... Dendam ... jiwamu yang bernoda,) yang muncul dalam hatiku
(Cahaya gelap) membuka cahaya realitas, menusuk kesepianku, tidak puas hati
Bahkan jika keberadaan ku menghilang itu tidak akan mencapai hati mu,
Di masa lalu yang memancarkan panas yang berkelap-kelip kabut
Aku mencari serppihanku, "keinginan untuk hidup" meski aku tersesat di suatu tempat
Aku akan merangkul kesedihan yang tidak tercapai dalam hatiku dan tidur sendirian
Aku inigin dicintai di atas langit yang gelap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar